Musik Tradisional Penting Karangasem Diteliti Imuan Jepang
Kesenian musik
tradisional langka khas Karangasem, Penting
mendapat apresiasi dari ilmuan Jepang, Prof. Dr. Hideharu Umeda, salah satu
dosen Universitas di Okinawa, Jepang. Ketertarikan Umeda laki-laki yang kini
usianya baru 50 tahun itu, saat dia berada di Bali bulan Oktober 2011 lalu membaca sebuah artikel
yang ditulis oleh penulis sendiri yang dimuat di salahsatu media cetak yang ada
di Bali tabloid Bali Aga terbitan edisi 05 Agustus 2011 berjudul “Seni Gamelan
“PENTING” KHAS Karangasem Nyaris Punah Kini Bangkit Kembali” dan majalah Cakrawala edisi tahun 1990-an (salahsatu media massa cetak yang memuat tentang pariwisata dan budaya). Bali Aga dibacanya di salahsatu toko buku di Denpasar, sedangkan majalah Cakrwala dibacanya saat mengunjungi Perpustakaan Umum Prov. Bali.
“PENTING” KHAS Karangasem Nyaris Punah Kini Bangkit Kembali” dan majalah Cakrawala edisi tahun 1990-an (salahsatu media massa cetak yang memuat tentang pariwisata dan budaya). Bali Aga dibacanya di salahsatu toko buku di Denpasar, sedangkan majalah Cakrwala dibacanya saat mengunjungi Perpustakaan Umum Prov. Bali.
Mencari Tokoh Penting di Karangasem
Bagaimana
Umeda bisa bertemu dengan penulis? Kisahnya begini. Umeda saat ada di Bali sedang melakukan tugas dari universitasnya tempatnya mengajar untuk mengadakan penelitian tentang seni musik
tradisional Bali. Karena kebetulan dia menemukan kesenian seni musik Penting khas Karangasem (membaca media
Bali Aga dan Cakrawala), maka Umeda langsung melakukan penelitian keberadaan Penting khususnya di Karangasem dan
umumnya di Bali. Pertama yang
dilakukannya menemui penulis dan tokoh pelaku-pelaku Penting untuk menggali keberadaan Penting di Bali. Dia langsung meluncur ke Karangasem tepatnya di
Kota Amlapura.
Umeda mengaku
sedikit bingung mencari alamat penulis dan tokoh pelaku Penting untuk wawancara. Sambil membawa Bali Aga dan Cakrawala, pertama pelaku
seni Penting yang dicari sesuai yang
termuat di Media Cakrawala dan Bali Aga adalah I Ketut Jelantik di Lingkungan
Batan Haa, Amlapura. Ternyata I Ketut Jelantik telah almarhum beberapa tahun
lalu. Kemudian beberapa tokoh Penting
lain di Karangasem dicarinya termasuk menemui
kordinator yang juga sekaligus seniman Penting
Merdu Komala Amlapura yang pernah termuat
di Bali Aga, I Wayan Widiana. Dari info Wayan Widiana, barulah Umeda dapat
bertemu dengan penulis di rumah penulis di bilangan kota Amlapura. Katanya
Umeda, sangat senang bertemu dengan penulis dan pelaku Penting. Dari pertemuan penulis dengan Umeda, banyak yang dapat
digali keberadaan Penting di Bali.
Penting
Jenis Musik Gesek
Apa dan
bagaimana seni Penting itu? Penting adalah alat musik yang tergolong
sapta nada sehingga dapat memainkan lagu-lagu baik dengan dasar pelog maupun selendro, bahkan gabungan
diantara keduanya. Dengan demikian Penting
dapat memainkan gending-gending pegongan, peangklungan dan pejogedan,
dan dapat difungsikan dalam berbagai upacara yadnya.
Cara memainkan
alat ini yaitu dengan menggesek/menyentil berbalas naik dan turun secara berulang-ulang
pentang (dawai) menggunakan alat yang disebut pengotek (vics) yang terbuat dari kulit penyu atau lembu. Untuk menghasilkan
nada yang diinginkan harus menekan pengonjet/pekocet
(tuts) terlabih dahulu. Ketika
pertama kali diciptakan, alat ini hanya bisa dimainkan dengan duduk bersila
yang diletakkan di atas kedua paha. Tapi kini setelah diinovasi oleh seke Penting
Merdu Komala, alat ini bisa dimainkan
sambil berjalan kaki.
Penting dapat dimainkan baik sebagai balih-balihan (hiburan), maupun dalam rangkaian
upacara agama/adat. Serta mengikuti
event-event seperti: Pesta Kesenian Bali, mengisi acara pada
perayaan hari-hari besar nasional, menyambut tamu atau kunjungan dari pejabat
negara. Seke Penting Merdu
Komala turut serta tampil dalam PKB Bali
tahun 2010 baru-baru ini di Taman Budaya Denpasar.
Kesenian Penting
mendapat apresiasi dari seniman
dan sekaligus akedemisi Prof. I Made Bandem dan Prof. Dr. I Wayan Dibia
mengatakan, Seka Penting Merdu
Komala sangat unik, khas dan inovatif.
Penting
Jepang Disebut Taisho-goto
Ditanya
penulis, kenapa tertarik seni Penting
Karangasem, katanya Umeda di negaranya disamping dia sebagai dosen bidang akademis ethnomusicology,
juga di Jepang tepatnya di kota Nagoya ada dan masih hidup sampai sekarang
kesenian Penting, namanya Taisho-goto.
Taisho-goto di Jepang menurut Umeda,
adalah alat musik tradisional pertama bergaya barat dengan cara memetik sejenis
kecapi hampir sama dengan Penting
yang ada di Karangasem. Jenis Taisho-goto
lebih bervariatif dibandingkan dengan Penting,
Taisho-goto ada yang bersenar satu,
dua dan sampai enam. Sedangkan Penting
jumlah senarnya hanya enam saja.
Penggemar
Taisho-goto di jepang dominan
dilakoni orang-orang tua saja, beda dengan di Karangasem pelakunya kombinasi
anak muda/orang tua. Umeda menyebutkan salahsatu judul nama lagu yang sering
didendangkan melalui Taisho-goto
adalah “Sakura” yang menggambarkan keindahan bunga sakura. Tetapi Taisho-goto dimainkan di Jepang tidak
digunakan untuk mengiringi seni tari seperti Penting yang ada di Karangasem dapat mengiringi berbagai seni tari
Bali. Sedangkan Taisho-goto tidak
diringi/diikuti dengan seperangkat alat-alat musik tradisonal lainnya seperti Penting Karangasem, tetapi Taisho-goto biasa dimainkan secara
kolosal menampilkan puluhan Taisho-goto secara bersama-sama.
Sejarah Taisho-goto
dan Penting
Dari aspek sejarah Taisho-goto ditemukan sejak tahun 1912 (tahun pertama di zaman
Taisho oleh Morita Goro (tahun 1874-1952) di Nagoya. Taisho-goto sempat meledak masa kepopulerannya antara seperempat
abad tahun penemuannya.
Kini,Taisho-goto telah meyebar ke berbagai
Negara di Asia Tenggara, Asia Selatan dan Asia Timur, dan telah terserap
sebagai alat musik lokal. Apakah Penting termasuk
hasil persebaran budaya dari Jepang? Perlu penelitian lebih lanjut.
Informasi dari
berbagai pelaku senior Penting di Karangasem
Belum ada yang tahu pasti sejarah Penting.
Beberapa tokoh Penting yang pernah
penulis temui, seperti Ida Bagus Jelantik, tokoh seni Penting yang tinggal di Karang Sidemen Amlapura, menurut beliau
seni Penting yang ada di Karangasem
ini merupakan persebaran dari Klungkung ketika adanya upacara besar di Besakih.
Menurut I Ketut Jelantik (almarhum) asal Batanha, Penting berasal dari Pulau Jawa kemudian menyebar ke Bali lanjut
menyebar ke Lombok. Pihak lain ada menyebut, Penting berasal dari Negara tirai bambu
Cina.
Sedangkan
menurut seniman alumnus Program Studi Seni Rupa dan Desain Unud Denpasar, AA.
Gede Krisna Dwipayana,S.Sn yang tinggal di Puri Kaleran Karangasem mengatakan,
konon kesenian ini sudah muncul di Karangasem sejak jaman penjajahan Belanda.
Pada saat Pemerintah Belanda menyelenggarakan sebuah perhelatan kesenian yang
diberi nama Ngeraja Kuning, semacam
pawai kesenian, mirip Pesta Kesenian Bali, ditujukan untuk menghormati Ratu
Belanda. Pada saat itulah kesenian ini muncul, bersama dengan kesenian Rebane.
Kesenian ini juga pernah dipentaskan, pada saat Raja Karangasem
menyelenggarakan Karya Ligia tahun 1930 lalu bersama kesenian Rebana dan
Tari Rodat. A.A. Gede Krisna Dwipayana, S.Sn. yang juga perajin Penting mengatakan, diperkirakan sejak
jaman penjajahan Belanda Penting
berkembang dari Lombok, NTB dan masuk ke Karangasem bersamaan dengan seni Cakepung, Rebana dan Wayang Sasak.
Umeda
ayah dari dau anak itu, sebelumya sudah beberapa kali ke Bali sejak tahun
1990-an mengadakan penelitian dan belajar beberapa jenis kesenian Bali
diantaranya gender wayang dll. Mereka sangat apresiasi sekali dengan kesenian
Bali yang dinamis.
Ketika Gabungan Organisasi Wanita kerjasama
dengan PKK menyelenggarakan seni tari Joged/Pengibing massal sekitar 600 pasang
yang diiringi Seke Penting
“Merdu Komala”, Kamis 22 Desember 2011 lalu di lapangan tanah Aron
Amlapura dalam rangka peringatan Hari Ibu, Umeda yang kebetulan ada di Bali
dalam rangka penelitian seni musik tradisional Bali, dirinya tak henti-hentinya
terus mengabadikan gambar moment atraksi Joged/Pengibing melalui handycam. “Saya senang menikmati joged
massal yang baru pertama kali saya lihat, bagus, bagus,” katanya Umeda yang
pasih berbahasa Indonesia kepada penulis usai pagelaran joged massal.
Penting
Karangasem Ingin tampil di Jepang Kolaborasi dengan Taisho-goto
“Bagaimana,
apakah seni Penting khas Karangasem
dapat tampil di Jepang seperti kesenian Bali lainnya yang juga sering tampil di
Jepang membawa misi seni-budaya Indonesia?,” kata penulis kepada Umeda. Dengan
diplomatis Umeda menjawab, “dapat, asalkan biaya ada”. Lanjut penulis kepada
Umeda “apakah anda besedia membantu mencarikan sponsor di Jepang agar Penting
Karangasem dapat tampil di Jepang untuk saling mengenal antara Penting Karangasem dan Taisho-goto Jepang”? Dengan mimik serius
Umeda berujar, “saya berusaha, tapi tidak janji”.
Harapan
I Wayan Widiana, koordinator Seke Penting
“Merdu Komala”, juga seperti harapan kita bersama warga pendukung seni Penting, tentu sangat berharap kepada
semua pihak khususnya Pemerinah pusat dalam hal ini Menteri yang membidangi
kebudayaan dan pariwisata untuk dapat membantu dan mempasilitasi kesenian Penting Karangasem dapat tampil di
Jepang untuk mencari pengalaman dan saling mengenal lebih jauh antara Penting
Karangasem dan Taisho-goto untuk
koloborasi. Kita doakan, Semoga!
Feature
ini pernah dimuat di Tabloid ”Bali Aga”, 26 Januari-02 Maret 2012, hal 10
2 Komentar:
trims artikelnya pak komang, info yg bermanfaat. Keep movin' on!!
Tiyang mau beli alat musik penting rin dije ngih?? Tolong info kontaknya pak
Suksma..
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda