“Pojok Literasi Karangasem” Melihat Karangasem di Perpustakaan
Masih rendahnya tingkat minat baca masyarakat Indonesia,
menjadi tantangan sekaligus peluang dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
Berbagai upaya telah dilakukan oleh semua pihak agar masyarakat tergerak dan
tertarik untuk membaca atau berliterasi.
Misal,
di lembaga-lembaga pendidikan sekolah sebagai sentranya literasi, berupaya
terus meningkatkan budaya baca, diantaranya Gerakan Literasi Sekolah (GLS). Kini,
juga di tempat-tempat areal publik, tempat keramaian, seperti perkantoran, mall,
swalayan dan lain-lain disediakan “Pojok Baca” (PB). Dengan harapan, masyarakat yang datang ke areal tersebut,
sembari istirahat menunggu sesuatu atau sedang antre, dapat mengisi waktunya
dengan membaca memanfaatkan PB.
Di
negera-negara tingkat budaya baca masyarakatnya tinggi, setiap kesempatan
digunakan “tiada hari tanpa membaca”. Kini, di Indonesia, PB atau pasilitas
baca, sudah mulai digencarkan ada di tempat-tempat mobile, misal, di sarana
transportasi masyarakat, bus, kereta api, becak. mikrolet dan lainnya.
Di
tempat lain mungkin banyak ada PB yang
unik dan menarik. Penulis belum lama ini, menemukan di salahsatu satuan pendidikan
di Kota Amlapura, tepatnya SDN 5 Karangasem, membuat inovasi kecil-kecilan untuk
merangsang minat baca siswanya, diberi nama Gerobak Literasi (GL). Wujudnya, sederhana,
dibuat gerobak dari bahan kayu sedikit hiasan asesori, seperti gerobak pedagang
kaki lima pada umunya. Gerobak tersebut berisi beraneka koleksi buku, dipajang
di halaman sekolah, dan dapat dipindah-pindahkan di sekitar halaman sekolah
dimana para anak didik sering berkerumun saat istirahat usai pelajaran sekolah.
GL sebagai alternatif bagi anak didik yang belum sempat mengunjungi
perpustakaan. Bagi anak, tentu sangat menyenangkan memanfaatkan GL, anak
membaca sedikit santai membaca buku sembari bermain. Hasilnya mendapat
apresiasi siswa.
Kembali
soal literasi, ada hal yang menarik, tercetus ide gagasan dari Kepala Dinas Perpustakaan
dan Kearsipan (Dispustaka) Karangasem, Drs. I Wayan Astika, MSi. Terinspirasi
dari gelaran tahunan aktivitas oleh Dispustaka pada Hari Kunjung Perpustakaan
dan Bulan Bahasa dan Sastra, bulan September -Oktober 2019 lalu.
Banyak
rencana proses pendidrian ide menariik itu dari Astika dapat penulis rekam,
yaitu membuat pojok baca yang diberi nama Pojok Literasi Karangasem (PLK) akan
ditempatkan di sekitar ruangan layanan Perpustakaan Umum, Dispustaka Karangasem.
Nantinya,
wujud PLK, kontennya tentang potensi khusus kekayaan produk Kabupaten
Karangasem yang tertuang dalam bentuk karya cetak dan karya rekam, meliputi,
buku, naskah lontar, rekaman/audio visual sesuai dengan tugas pokok dan fungsi
perpustakaan.
Potensi
Kabupaten Karangasem yang dimaksud meliputi, aktivitas seni-budaya, sastra, profil
seniman-budayawan, ritual, politik, historis, ekonomi, lingkungan alam, obyek
wisata dan potensi lainnya. Dikumpulkan menjadi satu dipajang untuk dapat
diakses oleh pemustaka dan masyarakat lainnya. Karangasem dikenal banyak
memiliki aktivitas seni budaya unik menarik, obyek wisata, berbagai peristiwa monumental
pernah terjadi di belahan Karangasem sejarah zaman kerajaan Karangasem,
peristiwa sejarah kemerdekaan Republik Indonesia, peristiwa alam letusan Gunung
Agung, dan lainnya yang telah ditulis dalam buku dan rekamn visual. Namun,
belum terkumpul menjadi satu wadah/media. Nantinya, PLK dapat menghimpun tulisan-tulisan
atau rekaman visual tentang Karangasem
yang dapat diakses publik.
Tujuan
PLK memberi akses kepada pemustaka dan masyarakat luas untuk mengetahui
informasi awal gambaran potensi Karangasem hanya dalam bentuk tulisan dan
rekaman. Tentu untuk mengetahui detailnya lebih jauh, dapat langsung ke lokasi
tempat potensi. Artinya, PLK dapat “melihat Karangasem di Perpustakaan
Karangasem”. Diharapkan PLK menjadi nilai plus bagi sebuah perpustakaan
mendapat kunjungan pemustaka lebih meningkat lagi. Demikian halnya, bagi para
peneliti akademisi dan perencana kebijakan pembangunan, PLK dapat dijadikan
refrensi awal bagi pengambil kebijakan.
Untuk
mewujudkan PLK, Dispustaka Karangasem saat ini sudah mulai “memburu” karya
cetak dan karya rekam konten Karangasem untuk dijadikan koleksi PLK. Salahsatu
karya rekam adiluhung dimiliki Dispustaka Karangasem, arsip film dokumenter
ritual upacara eka dasa ludra yang digelar 100 tahun sekali di Pura Besakih,
Karangasem tahun 1979 lalu. Rekaman aslinya dalam bentuk film tiga rol,
kemudian tahun 2015 lalu Dispustaka Karangasem telah mengalihmediakannya kedalam
bentuk compact disc.
Dispustaka
sudah banyak mendapatkan karya cetakan buku yang akan menjadi koleksi PLK,
diperoleh dari koleksi milik Dispustaka Karangasem. Juga sumbangan dari berbagai
pihak diantaranya pegiat literasi Karangasem yang tergabung organisasi
Komunitas Literasi Karangasem, Museum Naskah Lontar Desa Penaban, Karangasaem, lembaga
pemerintah/swasta dan penulis-penulis lainnya. Awal Desember 2019 lalu, beberapa
buku tentang Karangasem sudah didapatkan di Badan Pelestarian Nilai Budaya
Bali, Kemendikbud RI di Desa Dalung, Kuta, Badung, hasil penelitian/terbitan
lembaga tersebut.
Dispustaka
Karangasem dan semua pihak, diawal merelaisasikan gagasan tentu berharap
berkenan menyumbangkan sukarela atau pinjamkan karya cetak dan rekam dijadikan koleksi
PLK. Anggaran yang dikelola Dispustaka Karangasem belum cukup pengadaan koleksi
baru. Kedepan, apabila koleksi tentang Karangasem banyak dimiliki, bukan tidak
mungkin berdiri perpustakaan yang khusus koleksinya konten Kabupaten
Karangasem, semoga!
Penulis,
pustakawan pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kab. Karangasem
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda