Berolahraga Sambil Menabung Sampah
Komang Pasek Antara
Isu kerusakan lingkungan dampak buruk dari produk
moderensasi dan rendahnya kesadaran masyarakat akan kebersihan telah
menjadikan perhatian serius dari
berbagai belahan dunia. Berbagai cara telah dilakukan oleh masyarakat baik
perorangan maupun kelompok organisasi memerangi dampak buruk dari sampah.
Salah satu kelompok organisasi
nirlaba peduli sampah dari jung timur Pulau Dewata, Kabupaten Karangasem telah
terbentuk tujuh bulan lalu tepatnya 12 April 2016. Namanya Bank Sampah (BS) BaliKu
(Bali Kumara) bernaung dibawah naungan Yayasan BaliKu Karangasem beralamat di
PAUD Cempaka Kids, lingkungan Dukuh dekat Jalan Vetran (Jalur 11) Amlapura.
Bermitra dengan Sekolah
Dibawah kendali sosok wanita sang
menager I.G.A.N. Meiyari Astrininghati,
A.Par., kehadiran Baliku banyak dimanfaatkan oleh berbagai kalangan masyarakat
di Karangasem. Beberapa sekolah TK/PAUD sampai SMA di seputar Kota Amlapura dan
warga perorangan menjadi mitra BaliKu.
Menurut
keterangan menager I.G.A.N. Meiyari
Astrininghati, A.Par, teknis nabung sampah di BaliKu, sampah yang ditabung
dalam bentuk sampah anorganik yang telah dipilah berdasarkan kategorinya. Dan
setiap nasabah yang nabung diberikan buku tabungan dan dapat ditarik/diambil
uangnya setiap enam bulan sekali. Harga sampah berbeda-beda sesuai kategori/jenis
meliputi plastik, kertas, logam dan botol kaca. Juga dari kategori/jenis sampah
tersebut ada riciannya lagi dan harganya berbeda-beda. Mei, demikian sapaan
akrab ibu muda dari dua anak asal Desa Bungaya, Karangasem mencontohkan, 1 kg
gelas kemasan plastik dihargakan Rp 1.800. Lanjut, sampah yang telah terkumpul
disalurkan kepada Bank Sampah Sentral Amlapura bentukan Pemkab Karangasem dan pengepul
swasta lainnya terdekat. Hasil penjualan digunakan untuk membayar tabungan
sampah yang telah dihimpunnya.
Beli Sampah Saat Car Free Day
Berbagai
cara inovasi telah dilakukan BaliKu sebagai bentuk kampanye untuk menggugah
masyarakat peduli sampah mengatakan BaliKu memanfaatkan momen aktivitas car free day setiap hari minggu pagi di
Jalan Vetran (jalur sebelas) Amlapura. Sembari warga berolahraga BS BaliKu
membuka lapak penerimaan tabungan sampah. Banyak warga masyarakat dengan
mengajak keluarga sejak pagi mulai pukul 06.30 -08.00 sembari olaharaga membawa
sampah dari rumah. “Mari Berolahraga Sambil Menabung, Badan Sehat Lingkungan
Sehat” slogan yang menjadi khas BaliKu mengajak warga peduli sampah.
Selain
bergerak dibidang tabungan sampah, juga BS BaliKu kerjasama dengan lembaga Bali
Wastu Lestari, Karangasem mengadakan pelatihan penyediaan kerajinan tangan
berbahan sampah plastik.
Merasa
umur BS BaliKu belum genap setahun, terus belajar cari pengalaman, belum lama
ini di Amlapura selama dua hari Green
Camp BaliKu bekerjasma menyelenggarakan Yayasan BaliKu dan Bali Wastu
lestari, pesertanya anak-anak PAUD dan siswa SMP di Amlapura. Juga studi
banding ke Desa Bank Sampah Takmung Asri, Klungkung. BS Baliku 5 Juni 2016 lalu
pernah memberikan educasi 3R (reuse,
reduce and recycle) kepada peserta kegiatan bersih-bersih sampah plastik di
Jalan Vetran Amlapura tempat car free day.
Saat kegiatan bersih-bersih itu juga diberikan
penghargaan kepada tiga orang pemenang pengumpul sampah terbanyak.
Beberapa
relawan peduli sampah menjadi pengurus BS Baliku dari ibu rumah tangga sampai
pengusaha. Kepengurusannya selain manager ada Bendahara, Divisi Umum, Divisi
Pencatatan, Divisi Penimbangan dan Divisi Pengepakan. Mereka bahu-membahu dibantu
pengurus dan relawan Yayasan BaliKu Karangasem diawah pimpinan Ni Made Laba
Dwikarini memprofokasi masyarakat untuk peduli sampah, juga menguatkan
organisasi BS BaliKu.
Menurut
Mei, masyarakat Karangasem sudah banyak memanfaatkan BS BaliKu tempat menabung
sampah baik langsung ke sekretariat maupu saat car free day. Hasil penjualan sampah dikembalikan kepada penabung
secara berkala. Setiap penabung selain dicatatkan di sekretariat, penabung
diberikan buku tabungan khusus.
Kerjasama dengan
Pengepul
Diusianya
yang masih bayi enam bulan BS BaliKu tentu banyak kendala, katanya Mei, belum
memiliki kendaraan operasional sendiri untuk jemput sampah di sekolah-sekolah.
Unruk sementara jemput sampah di sekolah kerjasama dengan para pengepul. Juga
kekurangan kampil besar untuk menempatkan sampah yang sudah terpilah. Katanya
Mei yang aktif di beberapa komunitas sosial, kampil hanya diperolah dari
pengepul, karena belum banyak yang menjual kampil besar. Kendala lain
pengelolaan sampah di menurut Mei, petugas pengelola sampah kerjanya ekstra
lebih lama memilah sesuai jenis sampah, karena para penjual sampah ke BS BaliKu
belum terpilah dari rumahnya sesuai dengan jenis sampah.
Mei
mengharapakan bantuan semua pihak untuk turut peduli membantu membesarkan BS BaliKu.
“Peduli Akan sampah berarti ikut peduli menyelamatkan masa depan anak-anak dan
lingkungannya”.
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda