Revolusi Mental Antisipasi Rendahnya Minat Baca
Catatan dari Gerakan Gemar Membaca di
Karangasem
Oleh I
Komang Pasek Antara
Tahun 2017 Pemerintah Kabupaten Karangasem melalui Dinas Perpustakaan dan Kearsipan
(Dispustaka) Kabupaten Karangasem gelar dua agenda penting terkait dengan salahsatu
strategi kiat mencerdaskan kehidupan bangsa. Kedua hal tersebut dikemas dalam bentuk
kegiatan “Hari Kunjung Perpustakaan” dan “Safari Gerakan Nasional Gemar
Membaca”.
Pemerintah
terus mendengungkan serta melaksanakan gerakan meningkatkan minat baca, karena kekhawatiran hasil penelitian
tahun 2012 UNESCO meneliti mengenai "Minat Baca Penduduk Indonesia"
yang melansir index tingkat
membaca masyarakat Indonesia hanya berada di angka 0,001. Data tersebut
menunjukan bahwa dari jumlah 1.000 penduduk, hanya terdapat 1 orang yang mau
membaca buku dengan sungguh-sungguh dan serius. Sedangkan berdasarkan data
World's Most Literate Nations pada
tahun 2016 Indonesia menduduki peringkat 60 dari 61 negara yang menjadi objek
penelitian lembaga Central Connectius
State University tahun 2016.
Hari Kunjung Perpustakaan
Kegiatan
“Hari Kunjung Perpustakaan” (HKP) yang kali pertama diselenggarakan oleh
Dispustaka Karangasem, baru digelar pada tanggal 19 September 2017 lalu meski HKP
telah ditetapkan oleh pemerintah setiap tanggal 14 September bertempat di
Dispustaka Karangasem. Kegiatan tersebut sebagai sosialisasi kepada publik
bahwa bulan September mengingatkan dan mendorong masyarakat untuk berkunjung
memanfaatkan Perpustaakaan sebagai media
pembelajaran mencerdaskan kehidupan pribadi/bangsa.
Yang
disasar pada kegiatan HKP, mahasiswa, pelajar SD/SMP/SMA seederajat di Kabupaten
Karangasem melalui acara ceremonial yang
didalamnya disisi dengan pemberian hadiah buku bacaan bagi pemenang meringkas
isi buku yang ada di Dispustaka, dan bantuan paket buku bacaan kepada empat
Perpustakaan desa di empat kecamatan di Kabupaten Karangasem. Perpustakaan tersebut
adalah Perpustakaan “Balang Tamak” Desa Rendang, Kecamatan Rendang,
Perpustakaan “Rare Angon”, Desa Ulakan, Kecamatan Manggis, Perpustakaan “Cenana
Kriya” Desa Tianyar Barat, Kecamatan Kubu, dan Perpustakaan Sanggar "Buah
Pena" Desa Nawa Kerti, Kecamatan Abang.
Safari
Gerakan Nasional Gemar Membaca
Selanjutnya
kegiatan Tak kalah
pentingnya untuk meningkatkan minat baca berikutnya, tanggal 21 Agustus 2017
lalu di Gedung UKM Center Amlapura digelar
promosi budaya gemar membaca untuk antisipasi rendahnya minat baca masyarakat
bertajuk “Safari Gerakan Nasional Gemar Membaca”, kerjasama Perpustakaan Nasional-Dispustaka
Karangasem. Kegiatannya berbentuk talkshow dengan tema pokok
“Impelementasi Revolusi Mental Melalui Gerakan Nasional Gemar Membaca dalam
Rangka Meningkatkan Indeks Kegemaran Membaca Masyarakat”. Menampilkan empat orang narasumber dari
masing-masing latar belakang profesi dan birokrat nasional dan daerah. Peserta
safari 200 orang dari kalangan pengelola perpustakaan sekolah, siswa, penggiat
literasi, pemustaka, pemuda dan tokoh agama/budaya.
Narasumber
nasional menampilkan dari kalangan legeslatif asal pemilihan Bali, anggota
Komisi X DPR-RI, Ida Bagus Putu Sukarta, dan dari birokrasi menampilkan
Sekrteris Utama Perpustakaan Nasional RI,
Drs. Dedi Djunaedi, MSi. Narasumber lain dari birokrat daerah, Kadis
Arsip dan Perpustakaan Prov. Bali, Luh Putu Haryani dan Kadis Perpustakaan dan Kearsipan
Kabupaten Karangasem, I Komang Daging. Sedangkan satu-satunya narasumber
daerah penggiat literasi sastra, I Nyoman Tusthi Eddy, sastrawan pruduktif
kelahiran Karangasem. Safari dibuka Bupati Karangasem, I Gusti Ayu Mas
Sumatri.
Dalam
makalahnya Ida Bagus Putu Sukarta mengatakan, gerakan-gerakan untuk
meningkatkan minat baca dilatar belakangi hasil survei Badan Pusat Statistik
mencatat bahwa sebanyak 90,27% masyarakat Indonesia lebih suka menonton
TV ketimbang membaca. Wakil rakyat asal Badung, Bali mengharapkan untuk
meningkatkan kebutuhan masyarakat untuk hidup
lebih cerdas, hendaknya Perpustakaan harus disesuaikan dengan kultur masyarakat penggunanya (pemustaka), sehingga memberikan nilai tambah bagi masyarakat.
lebih cerdas, hendaknya Perpustakaan harus disesuaikan dengan kultur masyarakat penggunanya (pemustaka), sehingga memberikan nilai tambah bagi masyarakat.
Sementara
itu Sekrteris Utama Perpustakaan Nasional RI,
Drs. Dedi Djunaedi, MSi. mengatakan, revolusi mental yang dicanangkan oleh pemerintah, perpustakaan menempati
posisi yang strategis untuk dapat serta berkontribusi dalam penguatan
mentalitas budaya kemandirian, mentalitas budaya gotong royong dan mentalitas
budaya pelayanan. Lanjut Dedi, karena perpustakaan menyelenggarakan program
seperti pelayanan dan budaya baca sangat erat hubungannya dengan revolusi
mental. Oleh sebab itu, kehadiran institusi perpustakaan dengan dukungan
pustakawan yang kompeten seyogyanya mampu menyediakan dan melayankan bahan
bacaan yang berkualitas sesuai dengan budaya lokal berciri khas Indonesia.
Tiada Hari Tanpa Membaca
I
Nyoman Tusthi Eddy, penulis buku sastra pruduktif
kelahiran Karangasem memberikan testimoni kepada peserta safari,
katanya “Saya
menderita sakit gigi dan harus dirawat agak lama. Dokter yang merawat saya adalah seorang dokter Tionghoa bernama Halim
Indrakusuma. Saya dicarikan tempat kos dekat dengan rumahnya. Suatu hari tanpa
nyana saya dikunjungi di tempat kos. Dia melihat dan membuka-buka buku saya di
atas meja. Sebelum pergi ia mengatakan saya mahasiswa miskin bacaan. Ia
menyuruh saya lebih banyak membaca buku. Berselang beberapa hari dia datang dengan
membawa sejumlah buku. Sejak itu saya mulai membenahi buku-buku saya, dan
setiap hari membaca buku yang paling saya sukai. Saya pun berlangganan tiga
majalah yaitu Intisari, Warnasari dan Ragi Buana”. Bagi Tusthi “tiada hari
tanpa membaca”.
Gerakan
Minat Baca Sejalan Visi-Misi Pemkab. Karangasem
Makna kegiatan gerakan meningkatkan minat baca di atas
sejalan dengan visi-misi Pemerintah Kabupaten Karangasem yaitu “Menuju
Karangasem Cerdas Bersih dan Bermartabat Berlandaskan Tri Hita Karana”. Salahsatu
misi Pemerintah Kabupaten Karangasem yang sangat relevan dengan kegiatan ini
adalah ‘membentuk sumber daya manusia yang cerdas, sehat, bermartabat dan
unggul melalui pencapaian wajib belajar 9 (sembilan) tahun dan pelayanan
kesehatan yang terjangkau, murah, ramah dan paripurna”.
Juga, terkait dengan meningkatkan minat baca khusus
dikalangan pelajar, Dispustaka Karangasem, April 2017 menyelenggarakan Promosi Perpustakaan melalui
lomba-lomba sastra budaya melibatkan anak didik tingkat SD sampai SMA
sederajat. Lomba tersebut meliputi story
telling, Gending Bali Sinom Pangkur, Baca Puisi Bali Modern, Baca Puisi
Bahasa Indonesia.
Membaca Naskah
Lontar
Kembali pada uraian gerakan meningkat minat baca di atas dan mencoba
memahaminya. Selama ini minat baca selalu identik dengan minat baca buku latin
saja, tetapi sesungguhnya juga membaca naskah lontar kuna yang telah
digandrungi sejak dulu kala oleh masyarakat Bali sebagai local genius adalah bagian dari gerakan meningkatkan literasi yang
oleh masyarakat Bali dikenal dengan nama nyastra.
Tersedianya media buku tersebut
dapat merangsang pemustaka mau membaca. Dan diharapkan dengan membaca dapat
mencerdaskan bangsa, karena buku adalah jendela dunia dan sumber ilmu
pengetahuan. Dari kecerdasan akan mampu mengurangi kemiskinan sosial ekonomi di
Kabupaten Karangasem.
Memang membaca tidak hanya identik dengan membaca buku semata, juga
membaca seperti era teknologi sekarang ini dapat melalui akses perangkat
tekonologi informasi–komunikasi komputer dan HP. Namun sebagai orangtua wajib
mengawasi/mendampingi putra-putrinya ketika sang buah hati mengakses ilmu
pengetahuan melalui perangkat teknologi, karena bukan tidak mungkin dengan
sarana tersebut lebih dominan mengakses hiburan yang belum cocok bagi sang anak
daripada ilmu pengetahuan.
Penulis,
Pegawai Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kab. Karangasem
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda