KOMANG PASEK ANTARA

Senin, 15 Juli 2019

Revolusi Mental Antisipasi Rendahnya Minat Baca


Catatan dari Gerakan Gemar Membaca di Karangasem        


Oleh I Komang Pasek Antara

            Tahun  2017 Pemerintah Kabupaten Karangasem melalui     Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispustaka) Kabupaten Karangasem gelar dua agenda penting terkait dengan salahsatu strategi kiat mencerdaskan kehidupan bangsa. Kedua hal tersebut dikemas dalam bentuk kegiatan “Hari Kunjung Perpustakaan” dan “Safari Gerakan  Nasional Gemar Membaca”.
            Pemerintah terus mendengungkan serta melaksanakan gerakan meningkatkan minat  baca, karena kekhawatiran hasil penelitian tahun 2012 UNESCO meneliti mengenai "Minat Baca Penduduk Indonesia" yang melansir index tingkat membaca masyarakat Indonesia hanya berada di angka 0,001. Data tersebut menunjukan bahwa dari jumlah 1.000 penduduk, hanya terdapat 1 orang yang mau membaca buku dengan sungguh-sungguh dan serius. Sedangkan berdasarkan data World's Most Literate Nations pada tahun 2016 Indonesia menduduki peringkat 60 dari 61 negara yang menjadi objek penelitian lembaga Central Connectius State University tahun 2016.

            Hari Kunjung Perpustakaan
            Kegiatan “Hari Kunjung Perpustakaan” (HKP) yang kali pertama diselenggarakan oleh Dispustaka Karangasem, baru digelar pada tanggal 19 September 2017 lalu meski HKP telah ditetapkan oleh pemerintah setiap tanggal 14 September bertempat di Dispustaka Karangasem. Kegiatan tersebut sebagai sosialisasi kepada publik bahwa bulan September mengingatkan dan mendorong masyarakat untuk berkunjung memanfaatkan  Perpustaakaan sebagai media pembelajaran mencerdaskan kehidupan pribadi/bangsa.
            Yang disasar  pada kegiatan HKP, mahasiswa,  pelajar SD/SMP/SMA seederajat di Kabupaten Karangasem melalui acara ceremonial yang didalamnya disisi dengan pemberian hadiah buku bacaan bagi pemenang meringkas isi buku yang ada di Dispustaka, dan bantuan paket buku bacaan kepada empat Perpustakaan desa di empat kecamatan di Kabupaten Karangasem. Perpustakaan tersebut adalah Perpustakaan “Balang Tamak” Desa Rendang, Kecamatan Rendang, Perpustakaan “Rare Angon”, Desa Ulakan, Kecamatan Manggis, Perpustakaan “Cenana Kriya” Desa Tianyar Barat, Kecamatan Kubu, dan Perpustakaan Sanggar "Buah Pena" Desa Nawa Kerti, Kecamatan Abang.

            Safari Gerakan  Nasional Gemar Membaca
                Selanjutnya kegiatan Tak kalah pentingnya untuk meningkatkan minat baca berikutnya, tanggal 21 Agustus 2017 lalu di Gedung UKM Center Amlapura digelar promosi budaya gemar membaca untuk antisipasi rendahnya minat baca masyarakat bertajuk “Safari Gerakan  Nasional Gemar Membaca”, kerjasama Perpustakaan Nasional-Dispustaka Karangasem. Kegiatannya  berbentuk talkshow dengan tema pokok “Impelementasi Revolusi Mental Melalui Gerakan Nasional Gemar Membaca dalam Rangka Meningkatkan Indeks Kegemaran Membaca Masyarakat”.  Menampilkan empat orang narasumber dari masing-masing latar belakang profesi dan birokrat nasional dan daerah. Peserta safari 200 orang dari kalangan pengelola perpustakaan sekolah, siswa, penggiat literasi, pemustaka, pemuda dan tokoh agama/budaya.
            Narasumber nasional menampilkan dari kalangan legeslatif asal pemilihan Bali, anggota Komisi X DPR-RI, Ida Bagus Putu Sukarta, dan dari birokrasi menampilkan Sekrteris Utama Perpustakaan Nasional RI,  Drs. Dedi Djunaedi, MSi. Narasumber lain dari birokrat daerah, Kadis Arsip dan Perpustakaan Prov. Bali, Luh Putu Haryani dan Kadis Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Karangasem, I Komang Daging. Sedangkan satu-satunya narasumber daerah penggiat literasi sastra, I Nyoman Tusthi Eddy, sastrawan pruduktif kelahiran Karangasem. Safari dibuka Bupati Karangasem, I Gusti Ayu Mas Sumatri.
            Dalam makalahnya Ida Bagus Putu Sukarta mengatakan, gerakan-gerakan untuk meningkatkan minat baca dilatar belakangi hasil survei Badan Pusat Statistik mencatat bahwa sebanyak 90,27% masyarakat Indonesia lebih suka menonton TV ketimbang membaca. Wakil rakyat asal Badung, Bali mengharapkan untuk meningkatkan kebutuhan masyarakat untuk hidup
lebih cerdas, hendaknya Perpustakaan harus disesuaikan dengan kultur masyarakat penggunanya (pemustaka), sehingga memberikan nilai tambah bagi masyarakat.
            Sementara itu Sekrteris Utama Perpustakaan Nasional RI,  Drs. Dedi Djunaedi, MSi. mengatakan, revolusi mental yang dicanangkan oleh pemerintah, perpustakaan menempati posisi yang strategis untuk dapat serta berkontribusi dalam penguatan mentalitas budaya kemandirian, mentalitas budaya gotong royong dan mentalitas budaya pelayanan. Lanjut Dedi, karena perpustakaan menyelenggarakan program seperti pelayanan dan budaya baca sangat erat hubungannya dengan revolusi mental. Oleh sebab itu, kehadiran institusi perpustakaan dengan dukungan pustakawan yang kompeten seyogyanya mampu menyediakan dan melayankan bahan bacaan yang berkualitas sesuai dengan budaya lokal berciri khas Indonesia.
           
            Tiada Hari Tanpa Membaca
            I Nyoman Tusthi Eddy,  penulis buku sastra pruduktif kelahiran Karangasem memberikan testimoni kepada peserta safari, katanya “Saya menderita sakit gigi dan harus dirawat agak lama. Dokter yang merawat saya  adalah seorang dokter Tionghoa bernama Halim Indrakusuma. Saya dicarikan tempat kos dekat dengan rumahnya. Suatu hari tanpa nyana saya dikunjungi di tempat kos. Dia melihat dan membuka-buka buku saya di atas meja. Sebelum pergi ia mengatakan saya mahasiswa miskin bacaan. Ia menyuruh saya lebih banyak membaca buku. Berselang beberapa hari dia datang dengan membawa sejumlah buku. Sejak itu saya mulai membenahi buku-buku saya, dan setiap hari membaca buku yang paling saya sukai. Saya pun berlangganan tiga majalah yaitu Intisari, Warnasari dan Ragi Buana”. Bagi Tusthi “tiada hari tanpa membaca”.
           
            Gerakan Minat Baca Sejalan Visi-Misi Pemkab. Karangasem
            Makna kegiatan gerakan meningkatkan minat baca di atas sejalan dengan visi-misi Pemerintah Kabupaten Karangasem yaitu “Menuju Karangasem Cerdas Bersih dan Bermartabat Berlandaskan Tri Hita Karana”. Salahsatu misi Pemerintah Kabupaten Karangasem yang sangat relevan dengan kegiatan ini adalah ‘membentuk sumber daya manusia yang cerdas, sehat, bermartabat dan unggul melalui pencapaian wajib belajar 9 (sembilan) tahun dan pelayanan kesehatan yang terjangkau, murah, ramah dan paripurna”.
            Juga, terkait dengan meningkatkan minat baca khusus dikalangan pelajar, Dispustaka Karangasem, April 2017  menyelenggarakan Promosi Perpustakaan melalui lomba-lomba sastra budaya melibatkan anak didik tingkat SD sampai SMA sederajat. Lomba tersebut meliputi story telling, Gending Bali Sinom Pangkur, Baca Puisi Bali Modern, Baca Puisi Bahasa Indonesia.

            Membaca Naskah Lontar
        Kembali pada uraian gerakan meningkat minat baca di atas dan mencoba memahaminya. Selama ini minat baca selalu identik dengan minat baca buku latin saja, tetapi sesungguhnya juga membaca naskah lontar kuna yang telah digandrungi sejak dulu kala oleh masyarakat Bali sebagai local genius adalah bagian dari gerakan meningkatkan literasi yang oleh masyarakat Bali dikenal dengan nama nyastra. 
            Tersedianya media buku tersebut dapat merangsang pemustaka mau membaca. Dan diharapkan dengan membaca dapat mencerdaskan bangsa, karena buku adalah jendela dunia dan sumber ilmu pengetahuan. Dari kecerdasan akan mampu mengurangi kemiskinan sosial ekonomi di Kabupaten Karangasem.
            Memang membaca tidak hanya identik dengan membaca buku semata, juga membaca seperti era teknologi sekarang ini dapat melalui akses perangkat tekonologi informasi–komunikasi komputer dan HP. Namun sebagai orangtua wajib mengawasi/mendampingi putra-putrinya ketika sang buah hati mengakses ilmu pengetahuan melalui perangkat teknologi, karena bukan tidak mungkin dengan sarana tersebut lebih dominan mengakses hiburan yang belum cocok bagi sang anak daripada ilmu pengetahuan.
                                    Penulis, Pegawai Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kab. Karangasem

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda