Kesederhanaan Motto Hidup Drg. Ni Luh Sri Panca Parwita Sari: “Isilah Hidup Ini dengan Hal-hal yang Lebih Berarti bagi Keluarga dan Masyarakat“
Penulis, I
Komang Pasek Antara
Menggeluti bidang
profesi kesehatan apalagi manjadi seorang dokter gigi seperti profesi yang
disandangnya sekarang ini bagi drg. Ni Luh Sri Panca Parwita Sari, bukanlah
cita-citanya sejak masih masa kanak-kanak. Berbincang-bincang di ruang kerjanya
Puskesmas Karangasem I di Desa Perasi dengan dokter berparas ayu kelahiran Desa
Jasri, Karangasem 9 Oktober 1970 itu, bukanlah dari keluarga seorang yang
berprofesi bidang kesehatan. Dia anak bungsu dari lima besaudara pasangan Bapak I Nengah Sana
hanya seorang pendidik guru sekolah dasar di desa dan Ibu Si Luh Kadek
Suparwati yang juga seorang guru SD.
Bercita-cita Jadi Dokter Semenjak Lepas SMA
Dokter Panca, demikian kerap panggilannya sehar-hari,
dia mencintai kesehatan gigi baru tumbuh bersemi setelah menginjak remaja
menjelang lepas sekalah di SMA 2 Amlapura tahun 1989. Ketika itu ibu dari
sepasang anak Putu Ratih Padmarini
Gantari Sari dan I Nengah Prama Baswara Andakara Yasa keduanya masih duduk dibangku
sekolah dasar, berpikir untuk memutuskan masa depannya, apa yang cocok bagi
dirinya untuk mengisi hidup kelak dan berguna bagi masyarakat. Dokter gigilah
jawabannya. Mengapa dokter gigi? tanya penulis dengan sedikit terawang mengingat masa lalunya
drg. Panca menjawab “karena profesi dokter gigi pada waktu itu masih sangat
sedikit di Karangasem tentu peluang kerjanya diharapkan lebih banyak”.
Berawal dari Dokter PTT di Wilayah Indonesia Timur
Kloplah
sudah cita-cita sebagai dokter gigi, juga mendapat pasangan hidup dari suami
seorang dokter bidang spesialis kandungan dr. I Gede Parwata Yasa, Sp.OG,
bertugas di RSUD Karangasem. Cita-citanya
gayung bersambut bukan saja hanya penyandang sebagai dokter gigi, tetapi kini
lebih dari itu, kini sejak tahun 2011 lalu dipercayai oleh Pemkab Karangasem
memegang tapuk pimpinan sebagai Kepala Puskesmas Karangasem I di Desa Perasi,
Kecamatan Karangasem membawahi 62 orang staf tenaga medis dan administrasi.
Historis karier profesi dokter
giginya diawali sejak tamat dari Fakultas Kedokteran Gigi Saraswati Denpasar
tahun 1999. Kemudian bertugas dengan status Pegawai Tidak Tetap (PTT) selama 3
tahun mulai tahun 2001–2004 di wilayah Indonesia Timur tepatnya di RSUD
Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat. Setelah itu barulah tahun 2005 dirinya
diangkat menjadi PNS di tempatnya sekarang bertugas di Puskesmas Karangasem I.
Menyandang profesi dokter gigi, istri
dari seorang dokter dan juga pimpinan di lembaga kesehatan mengharuskan drg.
Panca aktif, kreatif dan inovatif yang konstruktif di masyarakat setiap peluang
dimanfaatkannya menyebarluaskan informasi kesehatan. Mencoba mengemas dalam
bingkai program kesehatan melalui berbagai media seni budaya diantaranya
kerjasama dengan seni pertunjukan “Genjek Gensos Mahardika”, salahsatu seni
khas Karangasem asal Desa Jasri, dan kerjasama dengan Sekehe Shanti lansia
“Gita Premana” desa Timbrah. Menurut
drg. Panca melalui media seni budaya cukup efektif, karena pesan-pesan
kesehatan dapat disampaikannya kepada penonton dengan santai penuh tawa riang.
Gemar
Berorganisasi Kesehatan
Selain melalui
media budaya drg. Panca yang memiliki hoby menari dan traveling ini gemar berorganisasi sosial. Berbagai organisasi
sosial kesehatan diikuti sejak masih berstatus doker PTT sasmpai saat ini
diantaranya: anggota PDGI Denpasar, anggota PDGI Mataram 2001-2003, Bendahara
PDGI Bali Timur 2004-2006, anggota Seksi Penyuluhan PKTP Kabupaten Karangasem 2013,
Wakil Bendahara YKI Cabang Karangasem 2012-2013,Wakil Ketua III KKKS Karangasem
2010-2013, Bendahara Koperasi Bina Usadha Amlapura 2008-2013,Pengurus Klub
Jantung Sehat Kab. Karangasem, Badan Pengawas Koperasi Bina Usadha 2013-2018,
Wakil Ketua Kelompok Kerja Penanggulangan AIDS Kec. Karangasem 2010-2013 dll.
Pengalaman
Menarik Menangani Pasien
Mengenang
pengalaman menarik sebagai sosok pelayan masyarakat bidang gigi diceriterakan kepada penulis, katanya
“pasien hamil yang tidak berani memeriksakan giginya padahal sudah bengkak dan
sakit, tetapi sampai sekarang masih bengkak juga tetap kukuh tidak boleh
periksa dan diobati giginya, karena
menurut pasien akan berpengaruh pada bayi dalam kandungannya, walaupun sudah
dalam ruangan praktek tapi tidak mau di periksa dan diobati. Padahal sebaliknya
bila tidak diobati justru akan bisa berpengaruh terhadap kesehatan bayi yang
dikandungnya”.
Melakoni
hidup era sekarang yang semakin kompleks bagi drg. Panca cukup sederhana
disiasatinya dengan dengan moto “isilah hidup ini dengan hal-hal yang lebih
berarti bagi keluarga dan masyarakat“. Ungkapan kecil tapi bermakna besar
itulah membawa dirinya berprestasi dan dipercaya oleh pemkab Karangasem
mewakili diri dan instansinya mengikuti 3 event
lomba yang cukup bergengsi di lingkup Bali tahun 2013 diantaranya lomba Dokter Teladan, Puskesmas Berprestasi
dan Citra Pelayanan Prima. Bila berhasil meraih juara, akan mewakili Bali ke
Jakarta Agustus mendatang bertepatan dengan HUT Kemerdekaan RI
ke-68. “Doakan ya pak semoga berhasil mendapat juara”, harapnya kepada penulis
mengakhiri bincang-bincangnya. Tentunya kepada semua lapisan masyarakat
Karangasem turut mendoakan. Semoga!!!
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda