Ni Nyoman Budiartini, Penyebar Informasi Keliling di Jalan
Mobil informasi
keliling berwarna putih jenis mini bus yang dikenal
dengan nama Mobil Koling di Karangasem sering kelihatan lalu-lalang di jalan di
Karangasem diiringi suara musik melalui pengeras suara dan pesan-pesan yang
disampaikan oleh seseorang.
Siapa sosok yang berbicara
menyampaikan pesan dibalik mobil koling
itu?. Dia adalah sosok wanita bernama Ni Nyoman Budiartini, S.Sos, MAP, namun ia
oleh teman-temannya kerap dipanggil dengan nama Geseng. Ditemui di tempat tugasnya, Kepala
Seksi Pengolahan Informasi Publik pada Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo)
Karangasem itu, sehari-hari tugasnya keliling bicara di jalan dengan mobil
kolingnya dari satu tempat ke tempat lainnya menyebarluaskan informasi kegiatan
pembangunan publik yang hendak diketahui masyarakat.
Melalui mobil koling yang dikelola
Diskominfo Kabupaten Karangasem itu, berbagai pesan pembangunan dapat
disampaikan ke seluruh wilayah Karangasem termasuk ke pelosok-pelosok desa
terpencil. Diantaranya informasi yang disampaikan tentang kesehatan, bahaya
sampah plastik, kegiatan upacara agama dan informasi pembangunan lainnya. Ketika
wabah penyakit demam berdarah dan jenis penyakit lainnya melanda sebagian
masyarakat Indonesia, mobil koling cepat turun tampil menyampaikan pesan
bagaimana sikap masyarakat dalam mencegah dan menaggulangi penyakit tersebut. Juga
akhir-akhir ini memasuki musim penghujan dengan mobil kolingnya, Budiartini sibuk terus
turun ke jalan mensosialisasikan
simulasi penanggulangan bencana alam kepada masyarakat di beberapa wilayah
pesisir pantai di Karangasem.
Apa yang diperankan olehnya bagian
implementasi dari pendidikan yang disandangnya S1 jurusan komunikasi. Materi
informasi yang disampaikan umumnya permintaan dari berbagai instansi
pemerintah/swasta. Menurut Budiartini,
dirinya telah melakoni tugas bercuap-cuap di mobil sejak 2011 lalu sejak mulai pertama
bertugas di instansi tersebut.
Vocal suara keras nan menggelagar adalah cirinya. Ibu muda
dari dua anak suami dari I Ketut Wira
Sukarwa, karyawan PT PLN (Persero) P3B Jawa Bali APP Bali, Budiartini mengaku,
sangat senang dan puas apabila materi informasi yang disampaikan diterima dan
ditindaklanjuti oleh masyarakat yang mendengar. “Banyak pendengar menyampaikan
ucapan terima kasih kepada dirinya atas informasi yang disampaikan, karena melalui
mobil koling mereka tahu berbagai informasi,” kata Budiartini. Dia harus
mempersiapkan minimal sehari sebelumnya membaca dan memahami materi informasi
yang akan disampaikan ke publik, agar tidak kaku dan terkesan membaca naskah.
Selain bertugas koling, ia kerap
ditugaskan pimpinannya ikut menjadi presenter dialog interaktif dengan beberapa
narasumber di beberapa stasiun radio di
Amlapura. Ibu kelahiran 1976 lalu, karier PNS-nya diawali sebagai staf Bagian
Humas Protokol Setda Karangasem tahun 2006, dan kini telah menyandang gelar S2
Magister Administrasi Publik.
Dibalik suara Budiartini
menyampaikan pesan-pesan positif sudah sejak dua tahun lalu kepada masyarakat
melalui mobil koling, bukan tanpa pengalaman pahit pernah dimaki dan dilempari
oleh oknum. Ceritera Budiartini, kejadian tidak mengenakan ketika beberapa
bulan lalu koling menyampaikan informasi kepada para pedagang Pasar Amlapura
yang sedang direnovasi agar mau pindah ke Pasar Karang Sokong, Subagan, karena
para pedagang meluber ke terminal mengganggu tempat parkir kendaraan. Saat itu
dia ada dalam mobil koling dilempari sayur-sayuran oleh pedagang yang kesal
diminta pindah. Melihat peristiwa itu, buru-buru
dia bersama sang sopir menutup kaca pintu mobil menghindari amukan pedagang. Ceritera
pahit lain lagi, saat menyampaikan informasi tertib lalu-lintas, dia
dimaki-maki oleh para pengendara yang sedang memarkir kendaraan sepeda motornya
di trotoar. Selain lemparan dan makian yang pernah dialami Budiartini, pernah
suatu saat koling di wilayah pedesaan yang rumah masyarakatnya jauh dari jalan
dan terpencar-pencar, ketika itu dia kehabisan air minum, pedagang nyaris tidak
ada, kerongkongan kering, sedangkan dia harus ngomong sedikit keras agar
pesan-pesan yang disampaikan didengar oleh warga masyarakat dari kejauhan.
“Pengalaman itu mesti pahit namun manis untuk dikenang, dan saya ejoy saja melakukan tugas hingga
sekarang meski ada tantangan”, tutur Budiartini sebari tertawa mengenang
kisahnya. “Saya belum apa-apa, masih banyak harus dipelajari, instansi/masyarakat
menginginkan informasi disebarkan ke masyarakat dan masyarakat butuh informasi
saya layani,” katanya Budiartini.
Kilas balik perjalanan hidupnya,
Budiartini lahir di Desa Tumbu Kelod, Kecamatan Karangasem dan kini tinggal di
wilayah Perumnas Amlapura. Tamat SMAN 1 Amlapura tahun 1994, kemudian
melanjutkan kuliah S1 di Fakultas Komunikasi jurusan komunikasi Universitas
Dwijendra Denpasar tamat tahun 1999, sedangkan S2 tamat tahun 2010 di
Universias Ngurah Rai Denpasar. Sejak masa
sekolah dan kuliah dirinya sudah aktif organisasi, akrif di senat mahasiswa, menjadi
anggota PMR, Pramuka, pembaca puisi dan pemain basket. Di organisasi kewanitaan
tempat suaminya kini bekerja, Budiartini pernah dipercayakan sebagai Ketua
Bidang Pendidikan PIP (Persatuan Ibu-ibu PLN). (Pasek Antara)
1 Komentar:
Makasi pak...
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda